11 April 2017
Tanggal yang sama, hari ini memiliki kesan yang begitu berbeda.
Ya, bila Bapak masih ada hari ini Bapak genap berusia 62 tahun.
Tapi ternyata Allah tlah menuliskan umur Bapak 62 tahun kurang 95 hari :')
Bapak, kado terindah yang bisa ku berikan hanyalah doa.
Doa dan usaha menjadi anak yang baik. Meski hari ini masih jauh dari kata baik itu sendiri.
Bapak, terimakasih tlah menemaniku 21 taun, memberi begitu banyak pelajaran berharga.
Aku ingin berterimakasih pada Ibu yang tlah memilihkan Bapak terbaik seperti Bapak.
Masih ingat cerita Bulik, katanya Ibu dulu banyak fansnya tapi yang bisa mengetuk hati Ibu dan kluarga Ibu: cuman Bapak.
Aku selalu belajar dari kisah Bapak dan Ibu yang mencintai dengan sederhana tanpa parameter-parameter yang terlalu rumit dimasa kini.
Ibu yang sudah hafal beberapa juz menerima Bapak yang masih belajar membaca Qur'an dengan baik.
Ibu yang suka ngisi kajian memotivasi dan memberi dorongan Bapak yang dulunya takut ikut kajian hingga Bapak bisa menjadi Khotib Jumatan, sampai teman2 Bapak dimasa lalu keheranan.😂
Hahaha lucu memang, anak gaul bertemu anak santri membangun cinta yang abadi.
Meski Bapak terlihat biasa saja tapi hatinya luar biasa. Dalam jiwa Bapak mengalir kebaikan-kebaikan yang mengesankan. Bertanggung jawab, ringan membantu sesama, memperjuangkan hak oranglain hingga pemikiran yang begitu visioner jauh ke depan.
Dan diakhir hayatnya begitu sabar menerima cobaan berupa sakit yang sangat sakit, sel kanker yang tlah bermetastase ke organ lain sehingga tidak bisa kemoterapi.
Cinta Bapak bukan hanya kepada Ibu tapi juga keluarga Ibu, terbukti Bapak begitu memuliakan Nenek (mertua Bapak).
Sampai-sampai Nenek basa (basa krama dlm istilah jawa utk menghormati-red) kepada Bapak yang umurnya jauh dibawah Nenek.
Pun cintanya kepada kami, anak-anaknya, menantunya dan cucu-cucunya.
Bapak kami rindu.
Tapi Bapak tak perlu khawatir jika kami menangis. Sebab tangisan kami bukan lagi kesedihan yang mendalam. Hanya air mata kerinduan yang menjelma menjadi kekuatan batin yang membuat kami tetap tegak.
Meski ragamu tlah tiada disisi, tapi jiwamu tetap disini, didalam hati kami Pak ❤❤❤❤❤
Langganan:
Postingan (Atom)
Surat Bunga pada Daun yang tlah gugur
Bapak, baru saja aku membaca ulang tulisanku sendiri, dan aku menangis. Ya, ternyata terakhir aku menulis tulisan tentang Bapak berjudul ...
-
Hai, aku muncul lagi. Setelah membaca tulisan salah seorang teman, aku jadi ingin menulis lagi. barangkali menulis bisa menjadi wadah untuk...
-
untukmu Perempuan Senja, semoga sempat membaca tulisan sederhana ini. Mungkin saat ini, kedua mata lentik mu sedikit memudar kecantikann...
-
Suara hujan deras menderu bersama suara kendaraan yang saling berlomba. Para pedagang kocar-kacir melindungi barang-barang dagangannya. An...