Langsung ke konten utama

Tentang hujan

Kala rintik hujan datang perlahan. Ada orang yang menghujat kedatangan hujan. Ada orang yang mencaci dan melukai perasaan hujan. Ada orang yang dengan mudahnya menyalahkan: "karena hujan, jadwalnya  jadi berantakan." katanya: "hujan hanya menyengsarakan dan membawa kesedihan."

Hujan mendengar dengan seksama, namun hujan hanya tersenyum,  tak mampu mendendam. Hujan tak mau menggugat, hatinya selalu memaafkan.  Hujan  tak peduli, ia tetap turun ke bumi.

Tak perlu kita bertanya alasan hujan kenapa airnya tak ingin ia tahan meski banyak penolakan. Bukankah kita dapat melihat, para petani disudut desa sedang menanti datangnya hujan. Bukankah kita mendengar, para warga didataran tinggi sana, berdo’a hari ini agar turun hujan agar mereka bisa penuhi kebutuhan-kebutuhan.  Bukankah kita ikut merasakan besarnya harapan tanaman dan pepohonan akan hadirnya hujan supaya mereka dapat menyambung kehidupan.

Mungkin hari ini kita terlalu sibuk itu-ini, hingga tak dapat saling memahami. Mungkin hari ini kita terlalu egois, acuh tak acuh ada hati yang menangis. Mungkin hari ini kita terlalu fokus pada diri sendiri, tutup telinga,pura-pura tuli akan rintihan kanan kiri. Ah, manusia memang begitu. Tapi, hujan tak begitu. Hujan tetap memberi meski ia dibenci. Hujan tetap datang membawa kesejukan, kesegaran dan kehidupan kepada semua insan.  Hujan tak pernah berharap pujian atau dianggap pahlawan. Entah, terbuat dari apakah hatinya. Hati hujan penuh dengan ikhlas dan ketulusan.

Dari hujan, kita dapat memetik sebuah pelajaran : Hari ini,kita  tidak perlu resah akan masa lalu. Sudah berapa lama waktu berlalu dalam kesia-siaan.  Berapa kali hati pernah merasa angkuh karena iman yang rapuh.


Mari memperbaiki diri , disisa waktu yang kita miliki. Semoga Allah memberikan keluasan hati pada diri kita untuk selalu menerima segalanya dan menuntun hati kita supaya dapat menjalani hidup berpondasikan keikhlasan. 

Selamat mensyukuri hidup :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kata orang

Kata orang, laki-laki yang baik mencari perempuan yang baik. Kata orang, perempuan yang baik adalah perempuan yang sholeha. Kata orang, perempuan sholeha adalah idaman. Tapi, nyatanya itu hanya kata orang . Malam itu, aku tau bahwa tidak semua orang berpikir sama dengan "kata orang". Malam itu, aku paham bahwa setiap orang boleh berasumsi tapi masing-masing punya prinsip sendiri dalam hati. Dalamnya lautan bisa diukur, tapi dalamnya hati siapa yang tau. Dan kamu, tidak akan pernah tau betapa dalam rasa sakit hati seorang Perempuan yang kau hempas begitu saja, hanya karena kamu merasa Ia terlalu baik. Tapi, itu tidak penting. Lupakan saja. Yang harus kamu tau adalah, Perempuan baik akan selalu memaafkan dan mengikhlaskan.

Bahagia yang sederhana

Pasca kehidupan kampus, banyak hal-hal yang aku lewati.  Bahagia, sedih, galau, khawatir, ragu dan lain sebagainya. Sama seperti kebanyakan orang, aku pun juga mengalami  "quarter life crisis".  yeah, dan itu adalah moment paling nggak enak banget menurutku. Dimana saat itu, aku merasa bahwa aku hidup tapi aku nggak berguna. aku hidup buat apa? aku kok nggak berguna? hey, Uzi yang dulunya waktu kuliah punya banyak impian pasca kuliah, sekarang kamu bisa apa? kamu siapa? hah? beribu pertanyaan memenuhi otakku sendiri. Kala itu, aku sebenernya sudah mulai bekerja. Yap,Alhamdulillah aku mulai kerja sudah dari selepas aku wisuda, bulan Desember. aku kerja di sebuah startup yang baru mulai dirintis, namanya:    beniso.id  jadi, aku pun jadi semacam  first employee  nya. Beniso belum punya kantor resmi jadi aku bisa bekerja  remote  dari rumah. Nah, mungkin karena aku dirumah, dan keluargaku kerja semua kalau jam kerja, jadi aku dirumah sendiri, sepi dan membuatku sering bertan

Graduation

Nduk, maafkan Bapak tak dapat membersamaimu di hari bahagiamu memakai toga. Semoga kamu tak bersedih hati meski tanpa ada Bapak di sisi. Bapak, tiada kesedihan pada hati yang ikhlas. Segala skenario hidup ini merupakan takdir dari Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui yang wajib di imani. Duhai Bapak, lihatlah senyuman ini, tanpa ada genang air di netra. Percayalah Pak, bahagia ini murni lahir dan batin. Meski Bapak hilang dalam pandang dan hanya bisa ku kenang tapi cinta Bapak tak kan lekang. Akhirnya impian Bapak terwujud ya, anak Bapak telah menjadi bagian dari Universitas Gadjah Mada 😊 Meski dunia kita tlah berbeda, ku yakin Bapak juga ikut bahagia dari atas sana. Terimakasih alm.Bapak, Ibu, Mas, Mbak dan keponakan untuk kasih sayang dan segala support selama ini.  Saatnya berkarya untuk membahagiakan yang masih ada dan tak lupa mengirim bait-bait doa pada yang tlah tiada. Teman-teman bersyukurlah jika saat wisuda masih ditemani kedua orangtua lengkap. Pun bagi yang sudah ta