Senin, 09 Oktober 2017

Pendadaran



Ada kata yang tak sempat Bunga katakan kepada Daun.
Tentang kata maaf atas milyaran khilaf. Tentang ucapan terimakasih atas dalamnya cinta tanpa pamrih. Tentang segala keluh kesah yang akhirnya menjelma jadi mozaik indah.

Ayah, inilah sepasang tangan yang terlambat memelukmu. Sebuah hati yang terlambat mengerti. 
Pada hari ini,ingin rasanya mendekap dan mengungkap segala rasa yang selama ini ku jaga dalam senyap. Tapi,ternyata terlambat :") Sejatinya banyak kamuflase dalam perjalanan ini. Tentang pura-pura bahagia dengan kimia,padahal jatuh bangun menempa diri sendiri supaya cinta kimia. Pernah diam-diam ikut sbmptn lagi sampai mogok belajar saking merasa tersesatnya.
Tentang pura-pura baik-baik saja memulai usaha sambil kuliah padahal susahnya membagi waktu hingga sering keteteran sana sini.
Tentang pura-pura tidak ada masalah dengan mengikuti sebuah program wirausaha, padahal aslinya stres-mikir keras karena ditengah jalan ada masalah besar sehingga harus berjuang melunasi beberapa juta sendirian. 😂

Ayah, anakmu yang satu ini memang suka "ngeyel" dengan nasehatmu. Tapi tetap bertanggung jawab kok,buktinya smua sudah bisa terlewati, lunas dan sekarang udah unofficially S.Si 😂

Alhamdulillahi Robbil 'alamiin, Allahumma sholli wa sallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aalihi wa ash-haabihi wa ummatihi ajma'in 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Bunga pada Daun yang tlah gugur

Bapak, baru saja aku membaca ulang tulisanku sendiri, dan aku menangis. Ya, ternyata terakhir aku menulis tulisan tentang Bapak berjudul ...