Jumat, 27 Februari 2015

Jendela Penjara

7 bulan lalu kita bertemu dalam keprihatinan. Terkurung, jeruji besi lah objek pemandangan.
Masih ingatkah kamu, saat kita bercerita tentang mimpi-mimpi. Dan berharap kan terwujud suatu hari nanti. Nanti, ketika kita bisa lepas dan menghirup udara bebas.
Kemudian kamu dan aku pun sama-sama berjuang sekuat yang kita mampu untuk mencari mentari, tempat kita bermimpi.
---
Kini, kita dipertemukan kembali, di kota yang kata orang istimewa. Kota yang mampu membekukan tawa.
Kini, kau telah bebas, menghirup udara lepas. Terhempas, melupakan semua sesak nafas.
Belum sempat aku mengucapkan selamat. Kamu telah menjadi orang hebat. Membawa semua asa mu mendekat.
Aku melihatmu menyapaku dengan wajah berseri.  Bahkan hampir saja aku tak mengenali wajahmu kembali. Ya, tak ada mendung dalam pancaran lensa matamu lagi. Aku rasa kamu sudah menemukan mentari.
Sedangkan aku?
Masih terpenjarat.
---

Kamis, 27 November 2014

Perempuan Senja

untukmu Perempuan Senja, semoga sempat membaca tulisan sederhana ini.

Mungkin saat ini, kedua mata lentik mu sedikit memudar kecantikannya, sebab campuran H2O dan NaCl yang terus membanjiri pipi mu yang biasanya merona. Hey, lihatlah menuju kaca, kedua kelopak matamu semakin membesar. Awas kecantikanmu memudar besok pagi, sayang :)

Sebenarnya bukan masalah kecantikan yang ingin ku tekankan kepadamu, sayang. namun, tentang alasan butiran-butiran bening itu mengalir.

Senin, 27 Oktober 2014

(ternyata) Allah hanya menunda..

selamat pagi :) yeeey, akhirnya sempet nulis lagi (haha, disempet2in ini mah). sedih banget karena belum sempet nulis tentang perjalanan dan pengalaman ke UNPAD dan ITS dulu. ah, entah karena sibuk atau males(?) hhe, mungkin kapan2 kalau sempat, mau aku ceritakan :D
sekarang aku pengen cerita dibalik perjalanan ke ....

Kamis, 09 Januari 2014

satu semester

aku menuliskan ini bersama sisa rasa bahagia. ya, hari ini UAS ku berakhir. tak terasa satu semester berlalu.
Rasanya, pertama dan yang paling utama aku  ingin mengucap syukur terdalam pada Penguasa alam semesta. Alhamdulillahi robbil 'alamiin.. terimakasih tak terhingga ya Rabb :')
hmmm.. banyak hal yang belum sempat ku ceritakan. seingatku, terakhir aku menulis blog saat libur setelah UN SMA. haha, lama sekali :3
Insya Allah lain waktu akan ku ceritakan satu persatu perjuanganku beberapa bulan lalu. ya, perjuangan sekaligus puncak kegalauan.
waktu berdesing bagai peluru. cepat. terlalu cepat berlalu. dan masa depan adalah sebuah misteri agung.
hingga kini, aku masih sering tak menyangka tentang takdirku. adalah bahwa (akhirnya) aku di kimia mipa UGM. haha, aneh. sungguh aneh. tak pernah terbesit sedikitpun di pikiranku tentang realita ini sebelumnya. tapi, ternyata Allah punya kejutan hebat untukku. Allah memberikan "misteri" ini.

Rabu, 20 Maret 2013

Cincin berlian


Suara hujan deras menderu bersama suara kendaraan yang saling berlomba. Para pedagang kocar-kacir melindungi barang-barang dagangannya. Anak-anak sekolah tak segan menyincing celananya hingga lutut dan tak beralas kaki. Ada gelandangan yang duduk diteras toko, memeluk dirinya sendiri sambil menggigil kedinginan. Rama hanya bisa tersenyum melihat suasana dibalik kaca bus itu.
Rrrrr.. Ponsel Rama bergetar disaku celananya. Ia merogohnya dan segera membuka pesan yang masuk. Cincin berlian, nama yang muncul sebagai pengirim pesan itu. Seketika jantung Rama berdegup dengan cepatnya. Tubuhnya gemetar dan bibirnya tersenyum tanpa arti.
Wa’alaikumsalam warahmatullah. InsyaAllah ana arji’u ilal Indunisi tsalatsatuasyhuurin aidhon. Limadza Ram? (baca:saya pulang ke Indonesia 3 bulan lagi. Kenapa Ram?). Isi pesan singkat itu.
Cincin berlian. Adalah makna konotasi sekaligus denotasi yang selama ini Rama perjuangkan. Pengirim pesan singkat itu adalah Saskia, gadis cantik nan sholihah yang merupakan sahabatnya saat duduk dibangku SMA. Kini, Saskia sedang menimba ilmu S2 di Al-Azhar. Saskia adalah gadis yang selama ini Rama cintai. Meskipun, Saskia tak pernah tau itu. Setelah lulus SMA hingga hari ini, Rama berjuang dengan seluruh jiwa raganya agar bisa menjadi orang sukses. Agar ia bisa membeli sebuah cincin berlian sebagai mahar pernikahan untuk Saskia. Ya, dulu saat SMA, Saskia pernah bercerita bahwa suatu hari jika ia menikah, ia ingin sekali diberikan mahar cincin berlian dari calon suaminya kelak.

Minggu, 30 Desember 2012

Ayahanda Pemimpin, saudara muslimin, bersyukur yuk!


Waktu sudah menunjukkan pukul 23.41 WIB. Tapi, tanganku masih asyik menari diatas keyboard. Mencoba merangkai huruf-huruf menjadi sebuah kata, kalimat, hingga menjadi deretan paragraf. Aku hanya ingin menulis. Tapi, entah tulisan ini akan menjadi apa? Menjadi sebuah artikel atau sepucuk surat atau hanya sekedar tulisan tak bermakna.
Pagi tadi, hatiku berdesir. Sedih, prihatin dan iba menyerua batinku. Saat kedua mataku membaca sebuah headline koran harian langgananku.  Benar-benar miris. Taukah Anda apakah isi berita itu? Penghasilan Warga Desa Termiskin Rp.25.500/bulan
WONOGIRI- Penghasilan penduduk Desa kerjo Lor, Kecamatan Ngadiriojo yang diklaim sebagai desa termiskin di Kabupaten Wonogiri hanya Rp.25.500/bulan. Hal itu terungkap dalam survei Dewan Riset Daerah (DRD) Wonogiri tahun 2012. (SOLOPOS, 29 Desember 2012).
25.500??!! coba sekarang Anda ambil kalkulator, handphone atau alfalink untuk menghitung, berapakah rata-rata uang yang digunakan untuk hidup satu hari? Yap, benar sekali, hanya Rp.850!
850. Seribu saja kurang. Padahal, jika kita parkir, ke kamar mandi umum, membeli es krim paling murah saja, apakah cukup dengan delapan ratus lima puluh rupiah? Tentu saja tidak. Minimal seribu rupiah, bukan?

Minggu, 16 Desember 2012

Batas Penantian



Terik mentari mulai meredup. Suhu hingga mencapai 40 derajat, benar-benar seperti membakar kulitku. Meski sweater ungu dan jilbab yang melingkar di wajahku cukup untuk melindungiku dari panasnya matahari, tapi, aku masih merasakan gerah yang luar biasa. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana panas dan gerahnya Caca, teman scholarshipku yang juga dari Indonesia, dengan hot pen dan kaos oblong yang ia kenakan. Hari ini senja terakhir kami di Spanyol. Besok pagi jam 8, kami akan melaksanakan wisuda S2 kami. Dan jam 4 sore take off menuju Halim Perdana Kusuma, kembali ke tanah air tercinta.
Untuk menikmati detik-detik terakhir di negri matador ini, aku dan Caca sengaja menghabiskan hari ini dengan berjalan-jalan. Kami memilih Bernabeu stadium di Madrid dan Istana Al hambra di Granada untuk menjadi objek jalan-jalan kami. Caca yang notabene Madridista sangat ingin mengunjungi Bernabeu sebelum ia kembali ke tanah air.  Ia ingin jeprat-jepret dengan kamera SLRnya dan memamerkannya pada teman-temannya di Indonesia. Sedangkan aku, pecinta sejarah Islam, ingin sekali menikmati nuansa maghrib terakhir di Spanyol, dengan mengunjungi istana Al-Hambra. Istana yang menjadi salah satu saksi bisu kegagahan Islam di Eropa dimasa lampau. Saat Islam sebagai penerang Eropa yang masih dalam kegelapan.

Surat Bunga pada Daun yang tlah gugur

Bapak, baru saja aku membaca ulang tulisanku sendiri, dan aku menangis. Ya, ternyata terakhir aku menulis tulisan tentang Bapak berjudul ...