aku tak ingin menjadi seperti orang lain. ya, orang lain yang menghardik kedatangan hujan. Dan setelah hujan lama pergi meninggalkan, mereka baru menyadari betapa baiknya hujan. mereka meminta, memohon, dan bersimpuh kepada-Nya agar hujan hadir kembali. ah, mereka menyesal mengapa ia mencerca hujan sedemikian rupa saat hujan dulu datang menyapa.
jika suatu hari nanti aku bertemu seseorang yang hatinya seperti hujan. aku tak akan menyiakan-nyiakannya.
jika suatu hari nanti seseorang yang hatinya seperti hujan datang kepada orang tuaku. aku akan diam. bukankah diamnya wanita adalah "ya"? :)
aku menyukai orang yang tulus hatinya. tak peduli pendapat dan kata orang, orientasinya hanya satu, Pencipta semesta :)
Kamis, 31 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Surat Bunga pada Daun yang tlah gugur
Bapak, baru saja aku membaca ulang tulisanku sendiri, dan aku menangis. Ya, ternyata terakhir aku menulis tulisan tentang Bapak berjudul ...
-
Hai, aku muncul lagi. Setelah membaca tulisan salah seorang teman, aku jadi ingin menulis lagi. barangkali menulis bisa menjadi wadah untuk...
-
untukmu Perempuan Senja, semoga sempat membaca tulisan sederhana ini. Mungkin saat ini, kedua mata lentik mu sedikit memudar kecantikann...
-
Suara hujan deras menderu bersama suara kendaraan yang saling berlomba. Para pedagang kocar-kacir melindungi barang-barang dagangannya. An...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar