Perkembangan
sains dan teknologi yang begitu pesat di dunia saat ini membuat banyak
perubahan dan dampak bagi setiap Negara. Negara yang mampu menggenggam industri
dan teknologi lah yang mampu berdiri tegak dengan gagah dan gegap gempita
mengibarkan benderanya dalam jajaran Negara-negara maju Dunia. Kini, semua
Negara sedang berlomba menjadikan dirinya pemenang dalam berbagai bidang
kehidupan. Pemenang bukan lagi Negara yang memiliki senjata lengkap dan
berlimpah, namun, pemenang adalah mereka yang mampu merengkuh, menciptakan dan
mengembangkan teknologi. Teknologi
inilah yang akan dapat mendorong industri. Dari industri-industri ini akan
mendongkrak perekonomian suatu Negara dan menjadikan Bangsa yang mandiri. Untuk
dapat membuat sebuah industri tetap eksis dan tidak macet, maka dibutuhkan capaian omzet yang terus meningkat dan
menghindari kemerosotan. Omzet dengan angka yang fantastis dalam sebuah
industri tak akan dicapai tanpa adanya sebuah Riset yang mumpuni. Ya, Riset atau penelitian berguna dalam
pengembangan kualitas dan inovasi produk. Riset menjadi embrio dalam melejitkan
omzet! Risetlah yang terus digelorakan dan dinomor satukan di Negara-negara
maju.
Riset menurut Kamus besar Bahasa
Indonesia berarti penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem,
kritis, dan ilmiah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, mendapatkan
fakta yang baru, atau melakukan penafsiran yang lebih baik.
Riset sangat dekat hubungannya dengan ilmu
pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam suatu Negara dijalankan melalui
sistem pendidikan. Sehingga Riset dan pendidikan adalah satu paket yang tidak
dapat dipisahkan. Jika ingin menciptakan Riset yang baik maka harus memperbaiki
sistem pendidikannya.
Sebagai contoh, kita lihat Korea Selatan. Korea
Selatan dan Indonesia memiliki kesamaan yaitu sama-sama bekas Negara jajahan
Jepang. Hingga Jepang akhirnya menyerah pada sekutu pada 1945, maka baru sejak
itulah Korea merdeka meski masih mengalami perang Korea. Dan Korea Selatan
resmi lahir pada 15 Agustus 1948. Pada awal merintis Negara, Korea Selatan
masih terdaftar dalam jajaran Negara miskin. Ekonomi Korea Selatan masih pada
sektor Pertanian. Namun, sejak awal Korea Selatan sudah memiliki sebuah impian
besar. Sebuah impian yang akan diperjuangkan dan ingin diwujudkan dimasa depan.
Impian itu adalah menjadi Negara Export Oriented yang akan mengalahkan Jepang! Mulai
saat itu, sistem pendidikan di Korea pun di godog
ketat. Jam belajar menjadi 14 jam perhari. Masuk jam 08.30 dan pulang pukul
22.00 demi dapat mencetak generasi unggul yang mampu bersaing secara internasional.
Para pemimpin Korea juga punya visi yang sangat maju dalam penyerapan dan
pengembangan teknologi. Tahun 1959, pemerintah Korea sudah mendirikan Korean
Atomic Energy Commision. Pertengahan tahun 1960, Kementerian Sains dan
Teknologi dibentuk. Lalu Korea Institute of Science and Technology yang
dibentuk untuk riset industrial. Dan setelah itu, proses pembelajaran sains dan
teknologi dilakukan secara besar-besaran. Para ilmuwan asing dan segala macam
teknologi terbaru dari Barat diserap habis-habisan. Persis seperti Jepang.
Riset dan penelitian digalakkan, orang-orang serta badan-badan riset yang
unggul diberi dana yang sangat besar oleh pemerintah. Industri-industri dengan
potensi pasar masa depan yang besar dianalisis dan dikejar habis-habisan, baik
oleh pemerintahnya maupun swasta. Industri-industri utama Korea Selatan
sekarang adalah otomotif, semikonduktor, elektronik, pembuatan kapal, dan baja.
Korea juga dengan intens mengembangkan industri-industri strategis masa depan,
seperti Nanoteknologi, Bioteknologi, Teknologi Informasi, Robotika, dan
teknologi ruang angkasa. Korea mempunyai robot humanoid ke 2 di dunia, HUBO,
robot berkepala Einstein. (Robot humanoid pertama dunia adalah Asimo dari
Jepang). Korea juga berambisi menjadi “World’s Number 1 Robotics Nation”,
bangsa pengguna robot terbesar dunia, 2025 nanti.
Dan sekarang dapat kita saksikan, Korea Selatan mampu menempati urutan teratas dalam sistem pendidikan mengalahkan Finlandia. Korea Selatan dapat mencetak industri elektronik raksasa seperti Samsung dan LG yang menguasai pasar dunia. Korea Selatan dapat meningkatkan pendapatan perkapita penduduknya secara drastis dalam waktu yang cukup singkat.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana
kondisi Indonesia saat ini? Bagaimana sistem Pendidikannya ?Bagaimana jiwa
kewirausahaan penduduknya? Bagaimana semangat riset dan penelitian para
pembelajar?
Semoga kita sebagai Mahasiswa dan
Penerus Negeri ini dapat memiliki semangat Riset yang kuat dengan niat yang
luhur. Riset tugas akhir dalam kuliah tak hanya menjadi “syarat” kelulusan,
namun juga sebagai wadah dalam membangun Indonesia yang lebih baik. Sudah
saatnya, para Sarjana tidak hanya bermimpi menjadi seorang pegawai namun
semangat juang yang membara untuk menjadi pengusaha! Melewati batas suka-tidak
suka terhadap keadaan Negara saat ini. Sebab, kecintaan dan jiwa nasionalis yang berhembus dan melekat dalam tiap desah nafas harus
jauh lebih besar dari sebuah kepesimisan akan masa depan bangsa ini. Menurut Menteri
Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, bahwa jumlah
pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat
ini. Sangat kecil, bukan? Padahal menurut survey yang dilakukan oleh
Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun 2013, menunjukkan bahwa
keinginan berwirausaha masyarakat Indonesia adalah yang kedua tertinggi di
ASEAN setelah Filipina. Namun, mengapa jumlah pengusaha masih begitu minim?
Bisa jadi karena kita masih takut untuk memulai dan masih dibayangi oleh
ketakutan akan kegagalan
Mari menjadi Mahasiswa yang
mencintai proses tak sekedar hasil akhir. Jadikan riset tugas akhir sebagai
sarana membangun karakter ilmiah diri dan bangsa. Menjadi mahasiswa yang
berorientasi sociopreneur yang dapat membuka lapangan kerja bagi Indonesia.
Melalui Riset sains dan teknologi kita hantarkan dan songsong Indonesia menjadi
hebat, bermartabat dan anti mlarat. Hebat karena dari Negara berkembang suatu
hari akan menjadi Negara maju. Bermartabat karena suatu hari Negeri ini akan
menjadi tuan di rumahnya sendiri, mampu mengolah segala sumber daya alam dan
manusianya sendiri tanpa bergantung investor asing. Dan anti mlarat sebab suatu
hari nanti rakyat Indonesia akan merdeka secara ekonomi. Aamiin. Semoga Allah
memberikan keberkahan kepada Ibu Pertiwi, Indonesia tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar