Jumat, 19 Oktober 2012

I WANT TO BE GRAPHIC DESIGNER ~

aku pengen bgt jd desain gafis, karena pengen bgt bisa bikin video animasi buat anak2 kecil di TPA ttg Islam.. pkoknya pengen brdakwah lewat media :)
ini sedikit hasil karya yg masih amatiran (maklum masih belajar) ;;)

“Ijinkan aku melupakanmu….”

(ini cerpen lama :D..)


Rinai hujan mengguyur deras bumi pertiwi. Alunan hujan seperti membawa cerita tentang ulasan masa lalu. Hari ini 3 April 2012… tepat dua tahun, setelah kisah klimaks atau antiklimaks itu.. entahlah aku sendiri tak mengerti.. klimaks atau antiklimakskah?
Hari ini, semua telah tuntas. Perasaan yang mekar dua tahun silam, telah benar-benar hilang dan lenyap. Namun, kenangan itu, masih terperanjat dalam memori otakku.
29 Januari 2010, awal perasaan itu !
Mega merah, mulai menyapa menyambut lembayung senja yang datang. Angin semilir menyibak anak rambut dua lelaki di depan Retsi dan aku, menelisik lembut mengibarkan perlahan jilbab kami. Gemercik air sungai di pematang sawah kanan-kiri kami, memperindah senja itu.
Disini.. di pinggir sawah ini, hanya ada aku, Retsi, Kiki, dan Deni.  Retsi dengan  jilbab putih dan kaos biru langit mendesak Deni menjelaskan semuanya. Menjelaskan masalah mereka, yang aku sendiri tak tahu-menahu apa masalahnya. Namun, Deni masih saja bergeming. Membungkam, tak mau mengatakannya jika masih ada aku dan Kiki disini. Kiki, lelaki berperawakan tidak terlalu tinggi, dengan hidung mancung dan memakai kaos merah mengajakku pergi dari tempat ini. menjauh dari Retsi dan juga Deni.
“Ayo, Re! biar Retsi sama Deni disini dulu, nylesaiin masalah mereka. Ayo kita kesana!” Kiki menunjuk ujung sawah.

PACARAN = NASI PUTIH

-->

(Ini artikel pertamaku, yg membawaku ke SOLOPOS.. ya, meski akhirnya tidak terpilih menjadi wasis, tp, lolos 20 besar  aj udah seneng kok :) yuk, capcus dibaca ya!)

 Pacaran = (sama dengan) nasi putih?!
Hah?  Kok bisa sih?! Pasti, anda bertanya-tanya.
Sebelum saya jelaskan maksudnya, saya ingin menjelaskan arti kata satu-persatu dahulu.
NASI PUTIH
Ada yang nggak tahu nasi putih? !
Saya yakin 100%, pasti setiap orang tahu.
Pernah merasakan?!
Pastinya!
Ya, nasi putih itu di ketahui oleh setiap orang. Bukan jadi barang langka lagi. Selain tiap orang tahu, pasti juga pernah merasakan.. (kecuali sama orang yang nggak doyan lhoo yaa!)
Dari mulai anak-anak, remaja, bapak-bapak, ibu-ibu, bahkan kakek-nenek. Ya, intinya nasi putih itu diketahui dan dirasakan hampir tiap orang. Bukan cuma itu, nasi putih juga mudah di dapatkan. Dimana-mana pasti ada. Di warung-warung, restoran, bahkan luar negeri sekalipun.
Istilahnya “menjamur” di semua lapisan, kasta, juga ruang dan waktu.

MENANTI TAHUN KERAMAT

-->

Aaargh!! Macet nih!” gerutu mas Liko dibalik setir mobil.
Aku langsung melongok ke kaca depan. Kendaraan-kendaraan merayap, para pengamen dan asongan berlalu lalang, riuh bunyi klakson sebagai backsound kemacetan disudut kota Solo ini.
“yaudah, sabar aja.. Alhamdulillah yang penting oleh-olehnya udah dapet semua,” sahut ibu, tersenyum simpul.

Ku pandang wajah ibu lekat-lekat. Rentetan kisah masa lalu menembus atmosfer waktu, membeku diraut wajahnya. Melihat senyumannya, aku teringat jerih payah, kesabaran, ketawakalan dalam tiap butir do’anya selama ini. Aku berpaling menghadap kaca mobil, pemandangan diluar bagai proyektor yang menampilkan episode-episode perjuangan dan penantian ibuku 7 tahun lalu.
* * *
2005..
“bu, itu uangnya mau buat apa?” tanyaku menarik-narik baju ibuku.

Surat Bunga pada Daun yang tlah gugur

Bapak, baru saja aku membaca ulang tulisanku sendiri, dan aku menangis. Ya, ternyata terakhir aku menulis tulisan tentang Bapak berjudul ...