Waktu sudah menunjukkan
pukul 23.41 WIB. Tapi, tanganku masih asyik menari diatas keyboard. Mencoba
merangkai huruf-huruf menjadi sebuah kata, kalimat, hingga menjadi deretan
paragraf. Aku hanya ingin menulis. Tapi, entah tulisan ini akan menjadi apa?
Menjadi sebuah artikel atau sepucuk surat atau hanya sekedar tulisan tak
bermakna.
Pagi tadi, hatiku
berdesir. Sedih, prihatin dan iba menyerua batinku. Saat kedua mataku membaca
sebuah headline koran harian
langgananku. Benar-benar miris. Taukah Anda
apakah isi berita itu? Penghasilan Warga
Desa Termiskin Rp.25.500/bulan
WONOGIRI- Penghasilan
penduduk Desa kerjo Lor, Kecamatan Ngadiriojo yang diklaim sebagai desa
termiskin di Kabupaten Wonogiri hanya Rp.25.500/bulan. Hal itu terungkap dalam
survei Dewan Riset Daerah (DRD) Wonogiri tahun 2012. (SOLOPOS, 29 Desember 2012).
25.500??!! coba sekarang Anda
ambil kalkulator, handphone atau alfalink untuk menghitung, berapakah rata-rata
uang yang digunakan untuk hidup satu hari? Yap, benar sekali, hanya Rp.850!
850. Seribu saja kurang.
Padahal, jika kita parkir, ke kamar mandi umum, membeli es krim paling murah
saja, apakah cukup dengan delapan ratus lima puluh rupiah? Tentu saja tidak.
Minimal seribu rupiah, bukan?
Saya benar-benar tak bisa
membayangkan jika diposisi keluarga berpenghasilan termiskin di Wonogiri
tersebut. Betapa beratnya mencari sesuap
nasi saja. Betapa hebat perjuangannya melewati hari demi hari untuk menyambung
hidup. Betapa kuat hatinya untuk tidak ikut larut dalam gemerlap kehidupan fana
ini. Betapa sabar dan tegarnya menghadapi takdir yang tlah digariskan Tuhan.
Sekarang, mari kita
berimajinasi jika kita menjadi dirinya.. saat kita ingin memiliki mobil mewah
keluaran terbaru, apakah sanggup membeli? Mungkin memiliki sepeda saja sudah
bersyukur. Ingin punya smartphone? Punya
HP tanpa kamera saja sudah bersyukur. Ingin punya tablet? Punya komputer
pentium 2 saja sudah bersyukur. Ingin punya gaun mahal rancangan designer terkenal? Bisa membeli seragam
sekolah saja sudah bersyukur. Ingin makan di restoran elit? Makan di rumah makan tegal saja sudah bersyukur. Ingin nonton
film ke bioskop? Punya tv dirumah saja sudah bersyukur.
Nah, itu dia yang harus
kita teladani dari mereka. BERSYUKUR!
Apakah kita sudah bersyukur?
Untuk Ayahanda para Pemimpin negri, yang kini
sedang duduk di kursi dewan. Sering kali berita di tv menyebut nama ayahanda
dalam kasus korupsi. Entah benar
tidaknya, kami tak peduli. Tapi, ayahanda, yang menjadi pertanyaan kami, apakah
penghasilan ayahanda masih juga kurang untuk memenuhi kebutuhan?
Ayahanda, sperti yang kami
lansir dari KOMPAS.com dan tempo.co, dibawah ini beberapa penghasilan
ayahanda tiap bulannya.
Presiden RI : Pada 2005, Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan gaji
kotor Presiden termasuk tunjangan jabatan dan tunjangan lain adalah Rp
85.074.356 per bulan. Setelah dikurangi pajak dan potongan Rp 22.576.556, tiap
bulan Presiden menerima gaji bersih Rp 62.497.800.
DPR : Gaji pokok Rp. 4,2 juta, tunjangan istri Rp. 420 ribu, tunjangan anak
(2 anak) Rp. 168 ribu , uang sidang/paket Rp. 2 juta , tunjangan jabatan Rp.
9,7 juta, tunjangan beras (4 jiwa) Rp. 198 ribu, tunjangan pph pasal 21 Rp.
1,729 juta, tunjangan kehormatan Rp. 3,720 juta, tunjangan komunikasi intensif Rp.
14,140 juta, tunjangan peningkatan fungsi dan pengawasan anggaran Rp. 3,5 juta,
biaya penelitian dan pemantauan peningkatan fungsionalitas dan konstitusional
dewan Rp. - (khusus ketua dan wakil ketua alat kelengkapan dewan berhak atas Rp.
500.000- Rp. 600.000), dukungan biaya bagi anggota komisi yang merangkap
menjadi anggota badan/panitia anggaran Rp. 1 juta, bantuan langganan listrik
dan telepon Rp. 5,5 juta, biaya penyerapan aspirasi masyarakat dalam rangka
peningkatan kinerja komunikasi intensif Rp. 8,5 juta dan potongan pajak 10%.
Dengan rincian demikian, anggota Dewan biasa bisa membawa pulang
gaji Rp.51.567.200 setiap bulan.
Gubernur : Direktur Riset Sekretaris Nasional FITRA (Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran) Maulana, mengungkapkan, lima gubernur dengan penghasilan
tertinggi adalah:
1.
Gubernur yang memperoleh peringkat
pertama mendapat Rp 642 juta per bulan, dan wakil gubernur Rp 627 juta per
bulan.
2.
Gubernur peringkat kedua mendapat
Rp 603 juta dan wakil gubernur Rp 584 juta
- Gubernur peringkat ketiga mendapat Rp 438 juta
per bulan dan wakil gubernur Rp 422 juta per bulan.
- Gubernur peringkat keempat mendapat Rp 344 juta
per bulan dan wakil gubernur Rp 328 juta per bulan.
- Gubernur peringkat kelima mendapat Rp 327 juta
per bulan dan wakil gubernur Rp 321 juta per bulan
Walikota dan Bupati : Lima
walikota dan wakil walikota dengan penghasilan terbesar, seperti disampaikan
Direktur Riset Sekretaris Nasional FITRA Maulana adalah:
- Wali Kota yang memperoleh peringkat pertama
mendapat Rp 194 juta per bulan dan wakilnya Rp 187 juta per bulan.
- Wali kota peringkat kedua mendapat Rp 129 juta
per bulan dan wakilnya Rp 123 juta per bulan.
- Wali kota peringkat ketiga mendapat Rp 88 juta
per bulan dan wakilnya Rp 82 juta per bulan.
- Wali kota peringkat keempat mendapat Rp 82 juta
per bulan dan wakilnya Rp 76 juta per bulan.
- Wali kota peringkat kelima mendapat Rp 76 juta
per bulan dan wakilnya Rp 70 juta per bulan.
Kemudian, lima bupati dan
wakil bupati dengan penghasilan bulanan terbesar adalah :
- Bupati yang memperoleh peringkat pertama
mendapat Rp 129 juta per bulan dan wakilnya Rp 122 juta per bulan.
- Bupati peringkat kedua mendapat Rp 90 juta per
bulan dan wakilnya Rp 84 juta per bulan.
- Bupati peringkat ketiga mendapat Rp 78 juta per
bulan dan wakilnya Rp 72 juta per bulan.
- Bupati peringkat keempat mendapat Rp 72 juta
per bulan dan wakilnya Rp 66,7 juta per bulan.
- Bupati peringkat kelima mendapat Rp 71 juta per
bulan dan wakilnya sekitar Rp 66 juta per bulan.
DPRD : Ada yang sekitar 20-25 juta rupiah, 15 juta rupiah, 8 juta rupiah, dll.
Ayahanda pemimpin, dengan data diatas, saya
yakin ayahanda pasti bisa memenuhi smua kebutuhan sehari-hari. Ayahanda pemimpin
harus bersyukur ya, karena Allah memberi rezeki yang berlebih kepada ayahanda. Kontras
dengan keluarga paling miskin di wonogiri tersebut.
Namun, bukan hanya untuk
ayahanda pemimpin saja kewajiban bersyukur. Untuk kita, yang bisa memiliki
mobil, motor, sepeda pribadi, laptop, tablet, komputer, rumah, smartphone, bisa
makan apa saja yang kita inginkan, bisa membeli baju baru saat lebaran, taun
ajaran baru atau setiap ada trend terbaru,
bisa nonton film ke bioskop, bisa shopping, punya uang berlebih untuk memenuhi kebutuhan sekunder,
tentu, kita juga harus bersyukur.
Sebenarnya syukur tak
hanya karena rezeki mateeriil, tapi, keimanan dan kesehatan yang Allah berikan
untuk kita juga wajib kita syukuri. Engkau tau apa kunci bahagia itu? Ya, dengan
bersyukur kepada Ilahi dengan segala yang kita punya. Jika kita merasa
kekurangan, jangan tengok yang ada diatas kita. Tapi, lihatlah yang ada dibawah
kita, seperti keluarga dengan penghasilan 25.500 rupiah perbulan tadi.
Dan yang paling penting,
keluarga di wonogiri tersebut, tak hanya ajarkan kita untuk bersyukur. Tapi,
juga untuk bersedekah. Jangan sampai kita tak peduli, acuh bahkan tak mau
memperhatikan mereka yang kekurangan. Karena kita juga punya kewajiban untuk memberi
makan fakir miskin, menyantuni anak yatim dan membantu orang yang kekurangan. Bukankah
2,5% harta kita milik mereka?
Semoga Allah
selalu memberi kekuatan dan ketabahan serta melimpahkan karuniaNya untuk
keluarga di wonogiri tersebut dan juga untuk kita semua. Amiin. ~farere
Tidak ada komentar:
Posting Komentar